Yayasan Hang Tuah Gelar Seminar "Optimalisasi Peran Guru Dan Orang Tua Sebagai Pilar Utama Pembentukan Karakter Generasi Emas" - GORONTALO | PRAJURIT SETIA

Rabu, 16 Oktober 2024

Yayasan Hang Tuah Gelar Seminar "Optimalisasi Peran Guru Dan Orang Tua Sebagai Pilar Utama Pembentukan Karakter Generasi Emas"

Surabaya, (16/10) | Cabang Surabaya Yayasan Hang Tuah bekerja sama dengan Stikes Hang Tuah Surabaya menyelenggarakan Seminar  bertajuk :  "Optimalisasi  Peran  Guru  Dan  Orang  Tua  Sebagai  Pilar  Utama  Pembentukan  Karakter  Generasi  Emas“. Seminar berjalan   Secara  Daring  Dan  Luring  di Gedung Serba Guna  STIKES Surabaya dan di buka langsung oleh Ketua Pembina Yayasan Hang Tuah Ny. Fera Muhammad Ali dari kantor Pusat  Jalasenastri  Jakarta  secara zoom (16/10/24).

Ketua Pembina Yayasan Hang Tuah dalam sambutannya bahwa seminar  ”Optimalisasi Peran Guru Dan Orang Tua Sebagai Pilar Utama Pembentukan Karakter  Generasi Emas“  berlangsung di Gedung Serba Guna STIKES Hang Tuah Surabaya  merupakan  hasil  kerjasama  antara  Stikes  Hang  Tuah  Surabaya  dengan  Yayasan  Hang  Tuah  Cabang Surabaya  dalam  rangka  memperingati  HUT Ke-79 TNI dan menyambut HUT Ke-78 Yayasan Hang Tuah.

Ditambahkan olehnya bahwa  globalisasi  yang  ditandai  dengan  kemajuan  Teknologi  Informasi  yang  sedemikian  cepat,  dapat  mempengaruhi  karakter  bangsa  Indonesia.  Dampak-dampak  negatif globalisasi  apabila  tidak  diatasi,  maka  akan  berlanjut  dan  dapat  berdampak  negatif  untuk  karakter  bangsa.  Untuk  mengatasi  hal  tersebut  maka  pembentukan  karakter  bangsa  harus  dilakukan  sejak  usia  dini, sebagaimana yang diamanahkan dalam Keputusan Presiden No.60 Tahun 2013 Tentang Pengembangan Anak Usia Dini Holistik Integratif, dimana untuk pengoptimalkan perkembangan dan pertumbuhan anak usia dini diperlukan kemitraan guru dan orang tua serta dengan seluruh stakeholder yang berkaitan dengan tumbuh kembang anak.

Yayasan  Hang  Tuah,  yang  bergerak  dibidang  pendidikan  anak  usia  dini  (Paud),  Pendidikan  Dasar  Dan  Menengah,  menyadari  bahwa  tugas  pembentukan  karakter  ini  tidak  mudah.  Diperlukan  peranan  dan  kerjasama  yang  baik  antara  guru  di  sekolah  dan  orang  tua  di rumah.  Hal  ini  penting  agar  terjadi  kesinambungan  proses  pembentukan  karakter  anak di sekolah dan di Rumah,  sehingga  cita-cita  untuk  membentuk  generasi  emas  yang  cerdas,  sehat,  ceria  dan  berakhlak  mulia  dapat  terwujud. Semua pendidik atau guru harus memiliki kemampuan membangun hubungan kolaborasi yang baik dengan orang tua murid dan semua pihak yang mendukung perkembangan dan pertumbuhan anak usia dini. Guru harus memiliki kepekaan yang tinggi tehadap perilaku anak didiknya sebagai deteksi dini, agar anak anak tetap terlindungi dari segala hal yang melenceng dari norma  yang ada, oleh  sebab  itu,  saya  selaku  Ketua  Pembina  Yayasan  Hang  Tuah,  berharap  para  peserta  dapat  mengikuti  kegiatan  seminar  ini  dengan  baik,  sehingga  nantinya  ilmu  yang  didapatkan  dapat  diterapkan  di  satuan  pendidikan  masing-masing.

Turut hadir dalam seminar kali ini Ketua Pengurus Yayasan Nala Laksda (Purn) B.Ken Basuki,M.Si., M.Tr.Opsla , Ketua Pengawas Yayasan Nala  Laksda (Purn). Dr.Ir. Avando Bastari, MPHIL., M.Tr Opsla., IPM., AESAN ENG, Anggota Pembina Yayasan Nala Laksma (Purn)  drg. Bambang Sucahyo,SP.Ort dan Bendahara Kolonel(Purn) Wihardi, S.Sos.

Ketua Pengurus Yayasan Nala dalam sambutan singkatnya menyampaikan bahwa menyiapkan generasi  berikutnya adalah tugas yang tidak mudah dan menjadi tugas dan tanggung jawab semua elemen bangsa, khususnya bagi kita  yang bergerak di bidang pendidikan, Yayasan Nala bergerak  dibidang pendidikan tinggi ataupun Yayasan Hang Tuah yang bergerak di bidang pendidikan anak usia dini ( paud), pendidikan dasar dan menengah. "Pendidikan adalah alternatif terbaik untuk melakukan rekayasa sosial secara damai, pendidikan dapat melakukan perubahan tanpa konfrontasi", pungkasnya.

Pada Seminar "Optimalisasi  Peran  Guru  Dan  Orang  Tua  Sebagai  Pilar  Utama  Pembentukan  Karakter  Generasi  Emas“ bertindak selaku Keynote  Speaker adalah  Ketua Umum  Yayasan Hang Tuah Laksda (Purn)  Dr. Dani Achdani, S.Sos., S.E., M.A.P.

Seminar yang berlangsung daring dan luring berlangsung dari STIKES Surabaya yang di ikuti oleh 69  guru KB/Paud dan TK dilingkungan Cabang Surabaya  Yayasan Hang Tuah dan  Stikes , undangan dari pengurus Yayasan Nala, Pengawas Cabang Surabaya Yayasan Hang Tuah Ny. Febri Arya Delano ,  Ketua Pengurus Cabang Surabaya Kolonel (Purn)  R. Joko Heriyanto, S.E., M.M., CHRMP,  Sekertaris Niken Dyah Puspitorini , S.Pd ,  Bendahara Ninik Indra Sunaring Venyanti,  Kabiddik Dra. Ramayanti,  Kabidbang  Kolonel (Purn) Herlinawati,  Ketua MKKS YHT Hadi Sukiyanto, S.Pd., M.M serta  perwakilan Jalasenastri dan turut mengikuti secara zoom   seluruh Guru Paud/TK/SD/SMP/SMA dan SMK di seluruh  Cabang-Cabang Yayasan Hang Tuah yang tersebar dari Sabang hingga Merauke hingga mencapai target 400 peserta.

Disampaikan oleh Keynote  Speaker (Ketum YHT) bahwa pengelolaan gagasan yang di sampaikan  terdiri dari : Mengapa Paud Penting ? Dari sini dapat di simpulkan bahwa pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini 0-6 tahun merupakan periode emas untuk perkembangan kemampuan kognitif, sosial, emosional, dan fisik , Intervensi pada anak usia dini  dan bukti emperus menunjukan intervensi anak usia dini, meningkatkan kesiapan bersekolah kejenjang yang lebih tinggi.

Kemudian  analis situasi tumbuh kembang anak usia dini, meliputi kesehatan gizi, pendidikan anak usia dini, perlindungan dan kesejahteraan anak usia dini serta analisis situasi dalam kelembagaan.

Sebagai dasanya pemerintah sudah menerbitkan Perpres no 60 tahun 2013 pengembangan anak usia dini holistic  integratif , Permenko PMK no 1 tahun 2019 sub gugus tugas pengembangan anak usia dini holistic integratif  dan Rencana aksi Nasional paud HI 2020-2024.

Yang tidak kalah pentingnya di sampaikan oleh Ketum YHT di sesi akhir bahwa seorang guru harus memiliki kemampuan membangun hubungan kolaborasi yang baik dengan orang tua murid dan semua stake holder yang berkaitan dengan tumbuh kembang anak,  Guru harus memiliki deteksi dini agar anak-anak tetap terlindung dari segala hal yang melenceng dari norma yang ada dan  Sinergi antara guru dan orang tua akan mengoptimalkan perkembangan dan pertumbuhan anak dengan tujuan terwujudnya anak Indonesia yang sehat, cerdas, ceria, dah berakhlak mulia.

Moderator seminar  Dwi Ernawati, S. Kep., Ns., M. Kep menghadirkan narasumber sesi pertama Laksma (Purn)  Dr.  A.V.  Sri  Suhardiningsih,  S.Kp., M.Kes  selaku Ketua STIKES  Surabaya  dengan topik  :  "Peran Guru dan Orang Tuah Dalam Mengoptimalkan Tumbuh Kembang Anak Usia Dini". Dari penjabaran yang ringkas dan padat, namun sangat bermakna, hal ini dapat di simpulkan bahwa Anak usia dini dikatakan sebagai usia emas, masa kritis. 

Keberhasilannya sangat menentukan kualitas anak dan masa dewasanya.  Kebutuhan tumbuh kembang anak mencakup gizi, kesehatan, pendidikan dan pengasuhan harus satu kesatuan intervensi yang utuh.  Hasil penelitian mutakhir mengungkapkan 50% perkembangan kecerdasan anak terjadi pada usia 0-4 tahun. Bila anak ditelantarkan perkembangan kecerdasan tidak optimal, stunting.

Pertumbuhan peningkatan secara bertahap dari tubuh organ dan(growth) jaringan dari masa konsepsi sampai remaja(18th),  perkembangan bertambahnya kemampuan skill dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil proses pematangan atau penampilan kemampuan.

Sedangkan narasumber kedua Sri  Merry Susanti, M.Pd.  TK Hang Tuah 11 Surabaya, dengan topik: "Implementasi Keluargaku dan Kolaborasi Bersama Orang Tua".  Kajiannya sangat menarik buat peserta, apalagi yang hadir secara langsung adalah kebanyakan para guru Paud/TK,  mereka sangat mudah menerima dan dapat menyimpulkan bahwa:  Untuk menjawab tantangan pada pendidikan anak usia dini kita kebalikan pada 3 pilar pendidikan yaitu peran keluarga, peran sekolah dan peran masyarakat,  membangun kolaborasi dengan orang tua diawali dengan penyamaan persepisi, visi dan misi.  Untuk mengikat hubungan kolaborasi antara sekolah dan orang tua perlu dibangun atau dibuat kesepakatan yang tertulis dan mengikat,  Implementasi buku keluargaku memberikan dampak yang positif bagi anak dan keluarga. Anak lebih cinta dengan keluarga, memahami anggota keluarga, anak dapat menjaga dan melindungi diri, terbangunnya bonding antara anak dan orang tua saat pengerjaan buku keluargaku. Kunci kolaborasi dalam pembelajaran anak adalah komunikasi yang effekif antara guru dan orang tua.

(yht/dar)

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda